Tokoh aliran ini adalah John Locke dari Inggris. Ia terkenal
dengan “teori tabula rasa”. Ia berpendapat bahwa anak yang baru lahir bagaikan
tabula rasa, yakni meja lilin yang putih dan bersih serta belum tergoreskan
apapun. Meja lilin itu dapat di bentuk apa saja, tergantung pelukisnya. [1]Dalam
teori ini anak diibaratkan sebagai meja lilin yang siap digambari adalah
dibentuk oleh pelukis. Sedangkan yang dimaksud adalah lingkungan karena
ada di luar diri anak. Artinya, aliran ini menganggap perkembangan anak
ditentukan oleh lingkungan. Oleh sebab itu John B. Watson pernah sesumbar,
secara bombastis menyatakan “Beri aku bayi, mau dijadikan dokter, insinyur,
atau ahli hukum, bahkan dijadikan orang gila mintalah kepadaku”.
Aliran ini memandang penting
pengalaman, lingkungan yang efektif, pembelajaran, sosialisasi, pendidikan,
dan akulturasi. Sedangkan faktor genetik yang dibawa sejak masa konsepsi,
instink, dan kematangan dianggap tidak berfungsi dalam perkembangan organisme.
Perkembangan organisme semata-mata ditentukan oleh faktor lingkungan.
Para ahli yang mengikuti pendirian Empirisme mempunyai
pendapat yang berbeda dengan aliran Nativisme. Pengikut aliran nativisme
berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata tergantung pada faktor dasar,
sedangkan empirisme mengatakan bahwa dalam perkembangan anak
menjadi manusia dewasa ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan. Kaum empiris
terkenal dengan nama optimisme paedagogis[2].
Aliran empirisme berpengaruh besar di Amerika
Serikat. Banyak ahli yang walaupun tidak secara ekplisit menolak peranan dasar
itu, namun karena dasar tersebut sukar ditentukan, maka praktis yang
dibicarakan hanya lingkungan[3].
Aliran empirisme ini dapat berkembang dan berlanjut
menjadi paham environmentalisme, namun ternyata aliran ini dasarnya
tidak tahan uji dan tidak dapat dipertahankan. Tokoh utama aliran ini adalah John
loke.
Doktrin aliran empirisme yang sangat masyhur adalah “tabula
rasa” yang berarti batu tulis atau lembaran yang kosong. Doktrin ini
menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan, faktor orang tua
dan keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat menentukan arah
perkembangan masa depan anak. Sifat orang tua merupakan gaya khas dalam
bersikap dan memperlakukan anak.
Dalam lingkungan sekitar terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku, akan tetapi lingkungan yang aktual
hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling yang benar-benar
mempengaruhi. Lingkungan dapat dibagi menjadi tiga bagian:
1.
Lingkungan alam atau luar.
2.
Lingkungan dalam .
3.
Lingkungan sosial.
Dari ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sosial yang
berpengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan rohani dan pribadi anak[4].
Adapun
jenis-jenis empirisme antara lain :
1.
Empirio-kritisme
Sebuah
aliran filsafat yang bersifat subyektif-idealistik yang ingin memberikan
pengertian pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas dan
sebagainya sebagai pengertian apriori. Aliran ini mengajukan
konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi.
Dengan mengajukan ajaran tentang koordinasi dasar, empirio-kritisme berubah
menjadi idealisme subjektif.
2.
Empirisme logis
Empirisme
logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut:
a.
Analisis logis modern dapat
diterapkan pada pemecahan problem filosofis dan ilmiah.
b.
Ada batas-batas bagi empirisme,
prinsip sistem logika formal dan kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan
dengan mengacu pada pengalaman.
c.
Semua proporsi yang benar dapat
dijabarkan pada proporsi mengenai dua inderawi,
d.
Pertanyaan mengenai hakikat
kenyataan yang terdalam pada dasarnya tidak mengandung makna.
3.
Empiris radikal
Aliran ini berpendapat bahwa semua pengetahuan dapat
dilacak sampai pada pengetahuan inderawi. Namun di antara mereka ada yang
mengatakan kita dapat mengetahui suatu corak pengetahuan yang tidak dapat
dijabarkan pada penerapan[5].
terimakasih sangat informatif.
BalasHapussalam,
https://marketing.ruangguru.com/bimbel
keren postingannya! Trims
BalasHapus