Rukun artinya dasar atau pokok yang harus dikerjakan. Iman secara bahasa
artinya membenarkan atau percaya. Jadi rukun iman adalah dasar kepercayaan yang
harus dikerjakan atau dipenuhi.
Rukun iman yang dituangkan dalam diri manusia ada tiga tahap :
1.
Iman diyakini dengan hati
Yaitu mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa adanya alam semesta dan segala
isinya itu pasti ada yang menciptakan dan mengaturnya yaitu allah SWT.
2.
Iman diikrarkan dengan lisan
Yaitu
diucapkan dengan lisan bahwa :
3.
Iman diamalkan dengan perbuatan
Yaitu dikerjakan dengan anggota badan, menjalankan
segala perintah allah SWT. dan menjauhi segala larangan allah SWT.
Contohnya : mendirikan sholat 5 waktu, menjalankan
puasa wajib, mengeluarkan zakat fitrah/ zakat mal, tidak pernah berbohong,
tidak pernah mencuri.
Iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana ditunjukan dalam firman allah swt :
Artinya : “Sesungguhnya, orang – orang
yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama allah maka gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat – ayatnya maka bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada tuhanlah mereka bertawakal.” (QS. Al – Anfal : 2)
Allah juga berfirman :
Artinya : “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin
supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).
Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. Al – Fath :
4)
Firman – firman allah tersebut menunjukan bahwa iman
dapat bertambah apabila kita melakukan ketaatan, sedangkan iman dapat berkurang
apabila kita melakukan perbuatan maksiat.
Enam pilar rukun iman ini dituliskan dalam sebuah hadits rasulullah SAW :
(Al iimanu antu’mina billahi wamalaikatihi wakutubihi warusulihi
walyaumul akhiri watu’mina bilqodri khoirihi wasyarihi (HR. Muslim))
Artinya : “ Keimanan itu ialah engkau akan percaya pada allah SWT.
malaikat – malaikatnya, kitab – kitab sucinya, rosul – rosulnya, hari akhir
(kiamat) dan engkau akan percaya kepada takdir baik dan buruk dari padanya.”
(HR. Muslim)
Menurut hadits tersebut maka rukun iman tersebut
adalah sebagai berikut :
Iman
kepada allah mengandung empat unsur :
a)
Mengimani wujud allah swt
Wujud allah swt dibuktikan dengan fitrah manusia, akal
manusia, syariat dan indra manusia :
Ø
Bukti fitrah
Secara fitrah, manusia telah mengakui adanya pencipta,
pengatur dan pemilik alam semesta ini, kecuali orang ateis yang sombong.
Ø
Bukti akal
Secara akal, manusia berpikir bahwa semua mahluk terdahulu, sekarang dan yang akan datang pasti ada yang menciptakan, tidak mungkin mereka menciptakan dirinya sendiri. Ada pula dalil akal tentang keberadaan sang pencipta :
Artinya : “Apakah mereka diciptakan tanpa adanya sesuatu
pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri).” (QS. Ath – Thur :
35)
Ø
Bukti syariat
Banyaknya ayat yang berbicara tentang allah dan sifat
– sifatnya yang menunjukan keberadaan allah.
Ø
Bukti indrawi
Kita dapat mendengar dan menyaksikan bahkan merasakan
terkabulnya do’a orang yang berdo’a, serta pertolongannya pada orang – orang
yang terkena musibah. Adanya mukjizat para nabi dan rosul.
b)
Mengimani rububiyah allah swt
Mengimani rububiyah allah maksudnya, mengimani
sepenuhnya bahwal allah adalah satu – satunya pencipta, pemilik dan pengatur
alam semesta ini, tiada sekutu dan penolong baginya. Terdapat pula firman allah
tentang ini :
Artinya : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (QS. Al – A’raf : 54)
c)
Mengimani uluhiyah allah swt
Mengimani uluhiyah allah maksudnya, mengimani dan mengamalkan konsekuensi bahwa dialah satu – satunya sembahan yang berhak di sembah. Ada pun firman allah :
Artinya : “Dan tuhanmu adalah tuhan yang maha esa,
tidak ada sembahan (yang berhak disembah) melainkan dia, yang maha pemurah lagi
maha penyayang.” (QS. Al – Baqarah : 163)
d)
Mengimani nama dan sifat allah swt
Mengimani nama dan sifat allah maksudnya, dengan berdoa dan menetapkan nama – nama dan sifat – sifat yang telah di tetapkan olehnya dalam al – quran dan sunah, tanpa adanya penyelewengan. Adapun firman allah :
Artinya : “Allah mempunyai asma’ul husna (nama – nama
yang indah), maka berdoalah kepadanya dengan menyebut asma’ul husna itu, dan
tinggalkanlah orang orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama
– namanya. Kelak mereka mendapat balasan terhadap perbuatan yang telah mereka
kerjakan.” (QS. Al – A’raf : 180)
Dan firman allah lainnya :
Artinya : “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan
bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang
ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan
jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha
Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy – Syura : 11)
Beriman kepada allah swt artinya percaya dengan yakin dalam hati
adanya Allah swt
ditunjukkan dengan ucapan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan.
Perilaku yang mencerminkan beriman kepada
allah :
a)
Menjaga dan melaksanakan sholat
b)
Memberi kepada oranglain sebagian rejeki
yang diperoleh
c)
Bersedekah dikala lapang maupun sempit
d)
Tidak mudah marah
e)
Mudah memaafkan kesalahan orang lain
f)
Bertaubat dan berhenti melakukan perbuatan
keji
g)
Mempercayai ke enam rukun iman.
Hikmah beriman Kepada Allah :
a)
Hati menjadi tenang, hati menjadi tidak
mudah goyah oleh ajakan nafsu jahat atau orang yang menyesatkan.
b)
Mendapatkan bimbingan dari allah swt.
c)
Mempunyai rasa kasih sayang yang tinggi.
d)
Diampuni dosanya dan mendapat pahala
besar.
e)
Diberi kemudahan hidup.
f)
Tidak akan musyrik.
g)
Rasa syukur bertambah .
h)
Ketaatan kepada allah bertambah.
i)
Mendapat kebahagiaan sesungguhnya.
Malaikat berasal dari bentuk jamak kata malakun (satu
malaikat). Kata malakun sendiri di ambil dari bahasa arab Malakun (مألك)
uluukah (ألوكة)
yang artinya risalah (pengutusan).
Iman kepada malaikat
mengandung empat unsur :
a)
Mengimani wujud mereka
b)
Mengimani mereka yang
diketahui maupun yang tidak diketahui
c)
Mengimani sifat – sifat
mereka yang kita ketahui
d)
Mengimani tugas – tugas
mereka yang kita ketahui
Iman kepada malaikat artinya meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa
mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah.
Sifat – sifat malaikat :
Dilihat dari proses kejadiaannya, malaikat diciptakan
dari cahaya (nur). Oleh karena itu tidak terlihat wujudnya secara fisik, tidak
nyata (ghaib) sulit digambarkan wujudnya, tidak terjangkau oleh indera manusia.
Malaikat sebagai makhluk ghaib dapat dikenal dengan
sifat – sifatnya sebagai berikut :
a)
Bertasbih dengan mensucikan allah serta
tunduk dan patuh sepenuhnya kepadanya.
b)
Tidak pernah menentang perintah – perintah
allah SWT. mereka senantiasa mematuhinya.
c)
Tidak pernah maksiat dan durhaka kepada
allah.
d)
Memiliki kecepatan gerak yang luar biasa.
e)
Tidak memiliki hawa nafsu seperti makhluk
lainnya, misalnya : makan, minum, tidur. Karena mereka disucikan dari sifat –
sifat buruk dan keinginan hawa nafsu.
Tugas tugas malaikat :
a)
Malaikat Jibril yang dipercayakan menyampaikan wahyu Allah kepada
para nabi dan rasul.
b)
Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan
tumbuh-tumbuhan.
c)
Malaikat Israfil yang diserahi tugas meniup sangkakala di hari
kiamat dan kebangkitan makhluk.
d)
Malaikat maut (malakul maut) yang diserahi tugas mencabut nyawa
manusia.
e)
Malaikat Malik diserahi tugas menjaga pintu neraka.
f)
Malaikat Ridwan diserahi tugas menjaga pintu surga.
g)
Ada malaikat yang diserahi tugas mengurusi janin dalam rahim.
Ketika janin sudah mencapai empat bulan di dalam kandungan, Allah swt mengutus seorang malaikat untuk
meniupkan ruh dan menulis takdir rizkinya, ajalnya, amalnya, derita, dan
bahagianya (Izrail).
h)
Ada juga malaikat yang diserahi menjaga dan menulis semua
perbuatan manusia. Setiap orang dijaga oleh dua malaikat, yang satu pada sisi
dari kanan dan yang satunya lagi pada sisi dari kiri (Raqib dan Atid).
i)
Ada juga malaikat yang diserahi tugas menanyai orang yang
meninggal. Bila mayit sudah dimasukkan ke dalam kuburnya, maka akan datanglah
dua malaikat yang bertanya kepadanya tentang Rabbnya, agamanya, dan nabinya
(Munkar dan Nakir).
Perilaku yang mencerminkan beriman kepada malaikat :
a)
Mempunyai rasa kepedulian sosial yang
tinggi dalam masyarakat.
b)
Selalu berusaha memperbaiki diri sendiri
seiring waktu berjalan.
c)
Berpikir positif atas segala yang terjadi
di sekitarnya.
Hikmah beriman kepada malaikat :
a)
Meningkatkan iman dan takwa seseorang kepada allah swt
karena ingat bahwa malaikat merupakan salah satu ciptaan allah dan siapapun
yang beriman kepada allah maka harus beriman kepada malaikat
b)
Membuat .manusia senantiasa berhati – hati ketika
melakukan segala perbuatan.
c)
Mendorong manusia untuk terus meningkatkan amal baik,
karena sekecil apapun kebaikan pasti akan dicatat.
d)
Menghindarkan manusia dari perbuatan buruk dan
tercela.
e)
Keyakinan akan kebesaran allah swt bertambah.
f)
Manusia akan berlomba – lomba dalam kebaikan.
Menurut bahasa kitab berarti tulisan. Menurut istilah
kitab allah adalah wahyu allah yang telah diturunkan kepada para rosul dan
telah dibukukan sebagai pedoman hidup bagi rosul dan umatnya.
Iman kepada kitab kitab adalah mempercayai atau
meyakini dengan sepenuh hati bahwa allah menurunkan wahyunya kepada para rosul
berupa kitab – kitab sebagai pedoman hidup dirinya dan umatnya.
Kitab – kitab tersebut ialah :
1)
Kitab Taurat Kepada Nabi Musa a.s.
Kitab ini menggunakan bahasa ibrani, dan dijadikan pedoman dan petunjuk bagi kaum Bani Israil. Sebagaimana Firman Allah SWT :
Artinya
: “ Dan kami berikan kepada musa kitab (Taurat) dan jadikan kitab taurat itu
petunjuk bagi bani israil ( dengan firman) : “Janganlah kamu mengambil penolong
selain allah”.” (QS. Al – Isra’ : 2)
Isi pokok taurat dikenal dengan The ten commandement
atau sepuluh perintah tuhan :
a.
Meyakini ke esaan allah.
b.
Larangan menyembah berhala.
c.
Larangan menyebut nama allah dengan sia –
sia.
d.
Supaya menyucikan hari sabtu.
e.
Menghormati ayah dan ibu.
f.
Larangan membunuh sesama manusia.
g.
Jangan berzina.
h.
Jangan mencuri.
i.
Larangan menjadi saksi palsu.
j.
Larangan mengambil milik orang lain.
2)
Kitab Zabur Kepada Nabi Daud a.s.
Zabur berasal dari kata zabara – yazburu – zabur yang
berarti menulis. Zabur dalam bahasa arab disebut mazmur atau mazamir. Kitab ini
menggunakan bahasa qibti. Zabur berisi 150 nyanyian yang disenandungkan Nabi
Daur a.s. dengan mengungkapkan semua pengalaman yang dialami pada masa
hidupnya, seperti dosa, pengampunan dosa, suka cita tentang kemenangan atas
musuh Allah SWT. dan kemuliaan Allah SWT.
Dari 150 nyanyian tergolong menjadi 5 jenis nyanyian :
a.
Nyanyian kebangkitan untuk memuji tuhan.
b.
Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur
kepada tuhan.
c.
Ratapan – ratapan jamaah.
d.
Ratapan dan doa individu.
e.
Nyanyian untuk raha.
Nabi Daud a.s. menyatakan inti sari taurat yang berupa
sepuluh perintah tetap jadi pedoman hidupnya walaupun allah menurunkan kitab
zabur padanya.
3)
Kitab Injil Kepada Nabi Isa a.s
Diturunkan pada malam keempat belas dibulan ramadhan
sebagai pedoman hidup bagi kaum bani israil. Injil diturunkan kepada Nabi Isa
a.s. ketika beliau berumur 30 tahun.
Isi pokok kitab injil adalah ajaran untuk hidup zuhud
serta menjauhi kerasukan dan ketamakan dunia agar orang – orang yahudi yang
materialistis kembali ke jalan yang lurus. Dan kitab ini jugta memberikan kabar
gembiraakan datangnya nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kitab injil yang sekarang berbeda dengan yang diterima
Nabi Isa as karena ada pengikut Nabi Isa as yang memasukan karangannnya kedalam
kitab injil. Terdapat kurang lebih 70 kitab injil namun hanya 4 yang diakui
gereja, yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yahya sesuai
dengan nama pengarangnya.
4)
Kitab Al – Quran Kepada Nabi Muhammad SAW.
Al – quran diturunkan dengan tujuan untuk
menyempurnakan kitab – kitab terdahulu, sehingga dengan diturunkannya al –
quran maka masa berlaku ketiga kitab sudah habis dan al – quran merupakan kitab
yang berlaku sampai hari kiamat.
Al – quran merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW. Isinya berupa pedoman hidup yang benar bagi seluruh umat manusia. Lafaznya tidak dapat di ubah oleh siapapun dan kapanpun. Allah telah menjaga kemurnian al – quran, seperti pada firmannya :
Artinya : “Sesungguhnya telah kami turunkan al – quran dan sesungguhnya kami
benar – benar memeliharanya.” (QS. Al – Hirj : 9)
Nama – nama al – quran adalah sebagai berikut :
a) Al-huda, memiliki arti
petunjuk.
b) Al-furqon, memiliki arti
pembeda antara yang benar dan yang salah.
c) As-syifa, memiliki arti
obat.
d) Adz-dzikr, memiliki arti
pemberi peringatan.
e) Al-kitab, memiliki arti
(sesuatu) yang ditulis.
f) Al-hikmah, memiliki arti
kebijaksanaan.
g) Al-bayan, memiliki arti
penerang.
h) An-nur, memiliki arti
cahaya.
i) Al-kalam, memiliki arti
ucapan atau firman.
j)
Al-busyra, memiliki arti kabar gembira.
Adapun pokok – pokok isi kandungan al – quran :
a.
Tauhid, yaitu ajaran yang berhubungan
dengan keimanan terhadap tuhan yang maha esa.
b.
Ibadah, yaitu ajaran tentang pengabdian
manusia kepada allah.
c.
Muamalah, yaitu ajaran yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain.
d.
Janji dan ancaman, yaitu pahala yang akan
diberikan kepada orang yang beriman dan beramal saleh, serta siksaan yang akan
ditimpakan kepada orang kafir dan durhaka.
Cara beriman kepada kitab Al – Quran
sedikit berbeda dengan kitab lainnya :
a)
Meyakini bahwa isi Al – Quran itu benar
dan tidak ada keraguan sedikitpun.
b)
Meyakini bahwa Al – Quran itu benar –
benar wahyu allah, bukan karangan Nabi Muhammad SAW.
c)
Mempelajari, memahami dan menghayati isi
Al – Quran.
d)
Mengamalkan ajaran – ajaran Al – Quran
dalam kehidupan sehari – hari.
Cara beriman kepada kitab – kitab sebelum
Al – Quran :
a)
Meyakini bahwa isi kitab – kitab itu benar
b)
Meyakini bahwa kitab Zabur, Injil, Taurat
itu benar benar wahyu allah, bukan buatan rosul.
Ada tiga hal yang menjadi penyebab
perbedaan cara mengimani kitab – kitab allah sebelum Al - Quran dengan Al –
Quran yaitu :
1)
Masa berlaku kitab – kitab sebelum Al -
Quran sudah habis
2)
Kandungan pokok – pokok kitab – kitab
sebelum Al – Quran sudah tercantum dalam Al – Quran
3)
Kitab – kitab sebelum Al – Quran terbatas hanya untuk umat yang hidup dimasa
itu dan wilayah tertentu.
Secara garis besar isi kitab – kitab allah
hampir sama yaitu tentang :
1)
Mengajarkan ke Esaan Allah.
2)
Mengajarkan tentang keimanan.
3)
Hukum – hukum dan peraturan Allah.
4)
Janji tentang pahala dan ancaman Allah.
5)
Sejarah tentang umat manusia masa lampau.
Perilaku yang mencerminkan beriman kepada kitab –
kitab allah :
1)
Menjalankan semua yang diajarkan dalam alquran,
seperti shalat, zakat, dan puasa.
2)
Menjauhi semua larangan yang diajarkan alquran seperti
memakan daging babi dan meminum arak.
3)
Selalu membaca alquran (tadarus) setelah melaksanakan
shalat wajib atau saat waktu luang.
4)
Berusaha menghapal dan mempelajari alquran.
5)
Mengagungkan alquran dan tidak memegang kecuali dalam
keadaan suci, meletakan sesuatu diatasnya, tidak menginjak dan mendudukinya.
Hikmah beriman kepada kitab – kitab allah :
1)
Memperkuat iman kepada allah swt.
2)
Alquran bisa menjawab hal yang tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan dan akal, sehingga kehidupan tidak akan tersesat.
3)
Menambah ilmu pengetahuan, karena alquran selain berisi perintah
dan larangan juga berisi seluruh pokok – pokok ilmu pengetahuan.
4)
Terjaga ketakwaannya kepada allah dan menjauhi larangannya. Hidup
akan lebih tertata.
5)
Menumbuhkan sikap optimis untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan dunia
akhirat.
6)
Akan mendapat syafa’at (pertolongan) diakhirat kelak.
Rosul secara bahasa artinya orang yang diutus
untuk menyampaikan sesuatu. Sedangkan secara istilah adalah setiap manusia yang
diberi wahyu berupa syariat tertentu dan diperintahkan untuk disampaikan.
Para rosul adalah
manusia biasa, makhluk Allah yang tidak mempunyai sedikitpun keistimewaan
rububiyah dan uluhiyah.
Sehingga mereka tidak berhak untuk disembah dan dijadikan sasaran. Allah SWT berfirman tentang Nabi Muhammad
SAW sebagai pimpinan para rasul dan yang paling tinggi kedudukannya di sisi
Allah.
Setiap rosul pasti seorang nabi, namun tidak
setiap nabi adalah rosul, jadi jumlah nabi jauh lebih banyak daripada rosul.
Dari Abu Dzar Al Ghifari r.a, bahwa beliau bertanya kepada Nabi SAW. “Wahai Rasulullah, berapakah
jumlah rasul?” Beliau menjawab, “Tiga
ratus belasan, banyak sekali.”
Dalam riwayat yang lain, Abu Dzar bertanya,
“Wahai Rasulullah, berapakah jumlah yang pasti untuk para nabi?” Beliau
menjawab, “Seratus dua puluh
empat ribu (124.000). dan jumlah rasul dari mereka adalah tiga ratus lima belas
(315), banyak sekali.” (HR. Ahmad no. 21586 dan dinilai sahih oleh
Syu’aib Al Arnauth)
Dari sekian banyak jumlah nabi dan rasul, ada yang Allah ceritakan dan ada yang tidak Allah ceritakan. Allah berfirman :
Artinya : “Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul
terdahulu yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu, dan
rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.” (QS.
An Nisa: 164)
Ada 25 orang nabi yang
wajib diketahui diantaranya :
Adam a.s
|
Ibrahim a.s
|
Yusuf a.s
|
Dzulkifli a.s
|
Yunus a.s
|
Idris a.s
|
Luth a.s
|
Ayyub a.s
|
Daud a.s
|
Zakaria a.s
|
Nuh a.s
|
Ismail a.s
|
Syu’aib a.s
|
Sulaiman a.s
|
Yahya a.s
|
Hud a.s
|
Ishaq a.s
|
Musa a.s
|
Ilyas a.s
|
Isa a.s
|
Shaleh a.s
|
Yakub a.s
|
Harun a.s
|
Ilyasa a.s
|
Muhammad saw
|
Dari ke 25 orang nabi tersebut ada yang bergelar
“Ulul Azmi” ( orang yang tekadnya kuat ) diantaranya :
1) Nabi Muhammad Saw
2) Nabi Isa a.s
3) Nabi Musa a.s
4) Nabi Ibrahim a.s
5) Nabi Nuh a.s
Iman kepada rasul
mengandung empat unsur :
1)
Mengimani bahwa Allah swt benar-benar telah
mengutus para nabi dan rasul kepada setiap umat.
Tidak boleh seorang mukallaf mengkufuri walaupun seorang rasul saja. Sungguh, orang yang mengingkari walaupun hanya satu orang rasul, artinya dia telah mengingkari seluruh nabi dan rasul. Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentang kaum Nabi Nuh ‘Alaihissalam,
Artinya
: “Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.” (asy-Syu’ara: 105)
Perhatikan ayat di atas,
walaupun kaum Nuh hanya mendustakan Nabi Nuh ‘Alaihissalam, namun Allah Subhanahu wata’ala menghukumi
mereka sebagai kaum yang mendustakan seluruh rasul. Ayat-ayat yang semisal ini
banyak dalam al-Qur’an.
2)
Mengimani nama-nama nabi dan rasul yang
disebutkan dalam nash.
Yaitu ke 25 nabi yang wajib
diketahui. Adapun nabi dan rasul yang tidak diketahui nama-nama mereka,
kewajiban kita adalah mengimaninya secara global.
3)
Membenarkan semua berita baik dari al-Qur’an
maupun hadits-hadits sahih tentang para nabi dan rasul.
4)
Mengamalkan syariat nabi yang nabi tersebut
diutus kepadanya.
Manusia yang hidup di zaman
Nabi Nuh ‘Alaihissalam harus mengikuti semua syariat Nabi Nuh
‘Alaihissalam. Yang hidup di zaman Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, harus mengikuti
semua syariat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, demikian seterusnya. Penutup para
nabi adalah Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Jadi,
ketika telah datang Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam, wajib bagi seluruh manusia hingga hari kiamat,
termasuk ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), untuk tunduk dan berserah diri pada
Islam. Allah berfirman :
Artinya : “Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (an-Nisa: 65)
Beriman kepada rosul Allah artinya meyakini bahwa rasul itu adalah benar-benar utusan Allah Swt. yang diberi
tugas untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga selamat di dunia
dan akhirat.
Perbedaan Antara Nabi dan Rasul
Banyak orang yang beranggapan bahwa nabi
adalah orang yang mendapat wahyu dari Allah dan tidak diperintahkan untuk
menyampaikan wahyu tersebut. Sedangkan rasul adalah orang yang mendapat wahyu
Allah dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umat manusia.
Pendapat yang lebih tepat tentang
perbedaan nabi dan rasul ialah, bahwa rasul adalah orang yang Allah utus dengan
membawa syariat baru. Sedangkan nabi adalah orang yang Allah utus untuk
mendakwahkan dan menyebarkan syariat rasul sebelumnya. (Ar Rusul wa Ar
Risalat, hal 14)
Pujian Allah kepada para nabi dan rasul
Allah menyebut para rasul dengan sifat ubudiyah (penghambaan) yang tertinggi kepada-Nya dan memuji mereka. Allah berfirman tentang Nabi Nuh a.s :
Artinya : “Dia (Nuh)
adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (QS. Al Isra :3).
Allah juga berfirman tentang Nabi Muhammad saw :
Artinya : “Mahasuci Allah
yang telah menurunkan Al Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al Furqan : 1)
Allah juga berfirman tentang nabi Ibrahim, nabi Ishaq, dan Yaqub a.s :
Artinya : “Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan
(manusia) kepada negeri akhirat.
Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami
benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS. Shaad: 45 – 47)
Allah juga berfirman tentang nabi Isa a.s bin Maryam :
Artinya : “Isa tidak
lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan
kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuadaan Allah) untuk Bani Israil.” (QS.
Az Zukhruf : 59)
Perilaku yang mencerminkan beriman kepada allah :
1)
Meyakini dan
membenarkan kabar dari allah swt yang menyatakan bahwa allah telah mengutus
rasul – rasulnya.
2)
Meyakini nabi
muhammad adalah nabi dan rosul yang terakhir, tiada lagi nabi dan rasul setelah
beliau.
3)
Tidak membeda –
bedakan antara rasul satu dan yang lain.
4)
Membiasakan diri
berlaku jujur.
5)
Bersikap amanah
sebagaimana sikap para rasul amanah.
6)
Tidak menyembunyikan
kebenaran, sebagaimana para rasul menyampaikan kebenarannya
Hikmah beriman kepada rasul-rasul:
1)
Mengeluarkan manusia
dari kebiasaan menyembah tuhan selain allah.
2)
Sebagai suri tauladan
yang baik untuk manusia.
3)
Untuk menegakkan hujjah
atas manusia dengan mengutus para rosul, sehingga tidak ada alasan bagi mereka
untuk membantah allah.
4)
Menjelaskan kepada
manusia mengenai masalah ghaib yang tidak bisa dicapai oleh akal (seperti nama
– nama dan sifat – sifat allah, berita tentang hari kianat, dll)
5)
Memperbaiki,
membersihkan, mensucikan jiwa manusia, memperingatkan dari hal yang bisa
merusaknya.
Orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, telah mendustakan para rasul dengan menganggap bahwa para rasul bukan manusia. Anggapan yang salah ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
Artinya : “Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk
beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka: “Mungkinkah
Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?” (QS. Al Israa : 94)
Dalam ayat di atas, Allah swt mematahkan anggapan mereka
yang keliru. Semua rasul dari golongan manusia, karena mereka diutus kepada
penduduk bumi yang juga manusia. Seandainya penduduk bumi ini malaikat, Allah
akan menurunkan malaikat dari langit sebagai rasul-Nya.
Dalam surat Ibrahim, Allah menceritakan keadaan oraang yang mendustakan
para rasul :
Artinya : “Berkata rasul-rasul
mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan
bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan
menangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang ditentukan?" Mereka berkata:
"Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk
menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek
moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami, bukti yang nyata
Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka:
"Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi
karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak
patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin
Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS.
Ibrahim : 10 – 11)
Kiamat secara bahasa berasal dari bahasa Arab dari
kata
yang
artinya berdiri. Secara istilah artinya kiamat adalah berakhirnya kehidupan di
dunia yang sementara untuk memasuki kehidupan hakiki di akhirat, pada kehidupan
akhirat keadilan akan berdiri setegak-tegaknya.
Secara garis besar kiamat terbagi ke dalam 2 bagian,
kiamat sugro dan kiamat kubro :
1)
Kiamat sugro (kiamat kecil) adalah kiamat
yang menimpa kepada seseorang atau sebagian manusia baik berupa kematian atau
bencana alam.
2)
Kiamat kubro (kiamat besar) merupakan
kiamat yang sesungguhnya, yakni peristiwa hancurnya alam semesta beserta
seluruh isinya.
Kiamat kubro berawal dari tiupan sangkakala yang
ditiup oleh malaikat Isrofil. Ulama berbeda pendapat tentang tiupan sangkakala;
a.
Pendapat pertama, sangkakala ditiup
sebanyak 3 kali. Tiupan pertama menyebabkan manusia ketakutan dan panik, tiupan
kedua menyebabkan hancurnya alam semesta dan kematian semua makhluk, dan
setelah tiupan ketiga seluruh manusia yang telah mati dibangkitkan kembali.
b.
Pendapat kedua, sangkakala ditiup sebanyak
dua kali. Tiupan pertama menyebabkan manusia ketakutan dan panik serta
hancurnya alam semesta dan kematian semua makhluk, dan setelah tiupan kedua
seluruh manusia yang telah mati dibangkitkan kembali.
c.
Dari kedua pendapat di atas, pendapat
terkuat adalah yang menyatakan sangkakala ditiup sebanyak dua kali.
Tidak ada seorang pun yang tahu kapan terjadinya
kiamat kubro, namun kiamat kubro memiliki tanda. Tanda tersebut terbagi menjadi
2 tanda, yakni tanda sugro (kecil) dan tanda kubro (besar).
Beberapa tanda kecil datangnya kiamat
kubro antara lain:
-
Munculnya orang yang
mengaku nabi, diangkatnya ilmu, banyak terjadi gempa bumi, pendeknya waktu,
banyak fitnah, dan banyaknya pembunuhan.
Rasulullah saw bersabda
yang artinya : “Kiamat tidak akan
terjadi sampai dua pasukan besar saling berperang, terjadi pertempuran dahsyat
di antara keduanya, padahal yang diserukan oleh keduanya satu[1].
Demikian juga (tidak akan terjadi kiamat) sampai muncul para dajjal pendusta
yang jumlahnya hampir tiga puluh. Mereka semua mengaku sebagai rasul Allah.
Demikian juga sampai ilmu dicabut[2],
terjadi banyak gempa bumi, waktu semakin cepat, terjadi banyak fitnah, terjadi
banyak pembunuhan…dst.” (HR. Bukhari)
-
Banyak umat
memperebutkan sumber daya kaum muslimin.
Rasulullah saw bersabda yang artinya :“Nyaris tiba saatnya banyak umat yang
memperebutkan kalian, seperti orang-orang yang makan memperebutkan hidangannya.”
Ada seorang yang bertanya, “Apakah
ketika itu, kita sedikit?“ Beliau
menjawab: “Bahkan ketika itu, kalian
berjumlah banyak, akan tetapi kalian seperti buih di atas aliran air. Sungguh,
Allah akan mencabut rasa takut dari dada musuh kalian terhadap kalian dan
menimpakan penyakit wahn kepada kalian.” Lalu ada yang bertanya, “Wahai
Rasulullah! Apa penyakit wahn itu?” Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dan
dishahihkan oleh Syaikh al-Albani berdasarkan keseluruhan jalannya)
- Orang-orang bermegah-megahan dengan masjid.
Rasulullah saw bersabda yang artinya :“Di antara tanda-tanda kiamat adalah
orang-orang bermegah-megahan dengan (bangungan) masjid.” (HR. Nasa’i,
dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul
Jami’ No. 5895)
- Munculnya wanita-wanita berpakaian tapi telanjang dan para algojo zalim.
Rasulullah saw bersabda
artinya : “Ada dua golongan penghuni
neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya, yaitu: orang-orang yang membawa
cemeti seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk mencambuki manusia dan
wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang bergoyang dan membuat orang
lain ikut bergoyang. Kepala mereka mirip punuk unta yang miring. Mereka tidak
masuk surga dan tidak mencium wanginya, padahal wanginya bisa dicium dari jarak
perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
- Meluasnya perzinaan dan wanita lebih banyak daripada laki-laki.
Rasulullah saw bersabda yang artinya : “Termasuk tanda kiamat adalah diangkatnya
ilmu dan merebaknya kebodohan (terhadap agama), khamr diminum, zina semakin
nampak, laki-laki sedikit dan wanita lebih banyak, sehingga untuk lima puluh
wanita hanya ada seorang laki-laki yang mengurus.” (HR. Bukhari)
- Riba merajalela
Rasulullah saw bersabda
yang artinya : “Menjelang kiamat, riba
merajalela.” (HR. Thabrani, Al Mundziri berkata: “Para perawinya
shahih”)
- Wanita melahirkan tuannya dan manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan.
Rasulullah saw pernah
ditanya malaikat Jibril tentang tanda-tanda hari kiamat, Beliau menjawab yang
artinya : “Jika seorang budak
melahirkan tuannya dan jika kamu melihat orang yang sebelumnya tidak beralas
kaki dan tidak berpakaian, miskin dan penggembala domba, (kemudian)
berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR. Muslim)
- Amanah disia-siakan dengan diserahkan urusan kepada yang bukan ahlinya.
Rasulullah saw bersabda
yang artinya : “Apabila amanah
disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Ada yang bertanya, “Bagaimana
menyia-nyiakannya?” Beliau menjawab: “Apabila
urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.”
(HR. Bukhari)
- Maraknya musik dan meminum minuman keras serta anggapan halal mengenainya.
Rasulullah saw bersabda:
Artinya : “Akan ada di
akhir zaman penenggelaman bumi, hujan batu dan pengubahan rupa, ketika musik
dan para penyanyi marak, serta ketika khamr dianggap halal.” (HR. Ibnu
Majah dan Thabrani, Shahihul
Jami’ no. 3665)
Artinya : “Akan ada pada
umatku orang-orang yang akan menganggap halal zina, sutera, khamr dan alat
musik.” (HR. Bukhari dan Abu Dawud, Shahihul Jami’ no. 5466)
- Maraknya ucapan kotor, pemutusan silaturrahim, dan buruknya kehidupan
bertetangga.
Rasulullah saw bersabda
yang artinya : “Di antara tanda kiamat
adalah maraknya ucapan kotor, kebiasaan berbicara kotor, pemutusan
silaturrahim, dianggap khianat orang yang amanah dan dipercayanya orang yang
khianat.” (HR. Thabrani dalam Al Awsath, Shahihul Jami’ no. 5894)
Artinya : “Kiamat tidak
akan terjadi sampai maraknya ucapan kotor, kebiasaan berkata kotor, pemutusan
silaturrahim dan buruknya hubungan bertetangga.” (HR. Ahmad dan Hakim,
dishahihkannya dan dishahihkan oleh Adz Dzahabi)
- Banyak kematian mendadak
Rasulullah saw bersabda
yang artinya : “Sesungguhnya di antara
tanda kiamat adalah maraknya kematian mendadak.” (HR. Thabrani
dalam al–Awsath dan adh-Dhiya, dihasankan oleh al-Albani)
- Menginginkan kematian karena beratnya penderitaan.
Rasulullah bersabda yang
artinya : “Kiamat tidak akan terjadi
sampai ada seorang yang melewati kubur seseorang lalu berkata, “Duhai,
andaikata aku menggantikan posisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Akan berperangnya kaum muslimin dengan orang-orang Yahudi dan menangnya
kaum muslimin dalam peperangan tersebut.
Rasulullah saw bersabda
yang artinya : “Kiamat tidak akan
terjadi sampai kaum muslimin berperang dengan orang-orang Yahudi, sehingga
orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, maka batu atau pohon berkata,
“Wahai muslim, wahai hamba Allah! Ini orang Yahudi berada di belakangku, maka
bunuhlah dia”, selain pohon Gharqad, karena pohon tersebut adalah pohon
orang-orang Yahudi.” (HR. Muslim)
b.
Tanda – tanda besar ( kubro ) datangnya
kiamat kubro :
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa kiamat tidak akan
pernah terjadi sebelum munculnya 10 tanda. 10 tanda tersebut merupakan
tanda-tanda besar datangnya kiamat kubro yang antara lain sebagai berikut:
- Munculnya
Dajjal
- Turunnya
nabi Isa a.s.
- Keluarnya
Ya’juj dan Ma’juj
- Terjadi
gempa/longsor di belahan bumi bagian timur
- Terjadi
gempa/longsor di belahan bumi bagian barat
- Terjadi
gempa/longsor di Jazirah Arab
- Terjadi
kabut asap
- Matahari
terbit dari tempat terbenamnya
- Keluarnya
dabbah (binatang melata yang keluar dari bumi)
- Keluarnya
api besar yang akan menghalau manusia ke satu tempat
Dajjal keluar dari bumi sebelah timur yang disebut
Khurasan dari daerah Yahudiyah Ashbahan dan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi.
Dajjal dengan pengikutnya akan menelusuri muka bumi, tak satu pun terlewatkan
kecuali kota Makkah dan Madinah, dalam riwayat lain disebutkan bahwa Dajjal
tidak bisa singgah tiga tempat yaitu Mekkah, Madinah, dan masjidil Aqsha.
Dajjal menelusuri seluruh permukaan bumi dengan membawa fitnah besar bagi
manusia yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam kemusyrikan. Dajjal mati
dibunuh oleh nabi Isa a.s. di kota Lud (Israel).
Ya’juj Ma’juj adalah kaum yang selalu berbuat onar di
muka bumi. Kaum ini sudah ada sejak zaman nabi Dzulkarnaen.
Beriman kepada hari akhir artinya kita harus
percaya akan datangnya hari akhir dan kepada berita-berita yang shahih tentang
hari akhir, serta beriman kepada tanda-tanda yang mengawalinya. (Mujmal
Ushul Ahlissunah karya Dr. Nashir al-‘Aql)
Peristiwa setelah hari akhir :
1) Yaumul barzah, yaitu
hari penantian manusia di alam kubur setelah mereka mati. Alam bazrah adalah
alam yang menjadi batas atau perantara alam dunia dan alam akhirat. Di alam ini
manusia menunggu hari kebangkitan.
2) Yaumul ba’as, merupakan
hari kebangkitan semua manusia yang telah meninggal. Manusia dihidupkan kembali
dari kematian seperti sedia kala meskipun mereka wafat dalam keadaan terpotong
– potong atau hancur tubuhnya tapi saat dihidupkan kembali, mereka dalam
keadaan utuh. Firman allah swt :
Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan
sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang
yang mati". (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya),
sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui” ( QS. An – Nahl : 38 )
3) Yaumul hasyr, hari
dikumpulkannya mereka yang telah dibangkitkan kembali dipadang mahsyar. Luas
padang mahsyar 7x luas langit dan bumi. Di alam mahsyar matahari seolah – olah
berada diubun – ubun mereka, dan tiada tempat berlindung bagi mereka kecuali
orang yang beriman dan beramal shaleh.
4) Yaumul hisab, manusia
diperiksa dan diperhitungkan amal perbuatannya satu persatu secara adil.
Betapapun kecil dan sederhananya amal yang mereka lakukan akan diperhitungkan
tanpa ada yang terlewat. Pada saat itu hanya anggota tubuh yang berbicara.
Adapun amal yang pertamakali akan dihisab ialah sholat. Apabila selama hidupnya
mereka tidak pernah sholat maka mereka akan ditempatkan dineraka saqar,
sedangkan apabila mereka lalai dalam sholatnya maka mereka akan ditempatkan
dineraka wail.
5) Yaumul mizan, setelah
diperhitungkan kemudian amal mereka ditimbang dengan seadil – adilnya tanpa ada
seorangpun yang dirugikan. Tidak ada kolusi dan nepotisme seperti yang sering
terjadi dipengadilan dunia. Mizan merupakan timbangan amal yang dapat mengukur
dan menimbang setiap amal perbuatan manusia baik yang kecil maupun yang besar,
yang berat maupun yang ringan, bahkan niat manusia pun dapat ditimbangnya.
6) Yaumul jaza, setelah
ditimbang amal perbuatannya maka manusia akan diberi balasan yang setimpal
sesuai dengan amal perbuatannya. Kemudian mereka meniti jembatan (sirat) yang
merupakan jembatan menuju surga yang terbentang diatas neraka jahanam. Bagi
orang yang beriman dan banyak beramal shaleh, ia akan mudah melewatinya.
Sedangkan bagi seorang kafir dan melakukan banyak kesalahan, ia akan terpeleset
dan jatuh kedalam neraka. Pada hari pembalasan nanti orang akan dikelompokan
menjadi tiga, yaitu :
a) Orang yang masuk neraka
selama – lamanya
b) Orang yang masuk surga
selama – lamanya
c) Orang yang masuk neraka
kemudian masuk surga
Allah swt, menjanjikan kepada orang – orang yang berat timbangan
amal shalehnya akan masuk surga dalam rida-nya. Adapun tingkatan surga yang
akan dihuni oleh manusia bergantung amal shalehnya :
-
Jannatul Firdaus
-
Jannatun Na’im
-
Jannatun Ma’wa
-
Jannatun ‘And
|
-
Jannatun Khulud
-
Jannatun Darussalam
-
Jannatun Darul Maqamah
|
Neraka juga mempunyai
tingkatan, yaitu :
-
Neraka Jahannam
-
Neraka Laza
-
Neraka Saqar
-
Neraka Sya’ir
|
-
Neraka Hutamah
-
Neraka Wail
-
Neraka Hawiyah
|
Perilaku yang
mencerminkan beriman kepada hari akhir :
1) Menjadikan dunia sebagai
ladang pengumpul amal sebagai bekal kehidupan di akhirat.
2) Mendorong untuk selalu
berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk karena meyakini adanya balasan
setelah kematian.
3) Tidak terlalu mencintai
dunia karena meyakini bahwa dunia hanya sementara dan akhirat selama – lamanya.
4) Ada rasa tanggung jawab
terhadap amal shaleh dan amal ibadah
5) Menjauhi sifat – sifat
buruk dan mungkar.
6) Menjauhi perbuatan –
perbuatan maksiat dan keji.
7) Giat melaksanakan ibadah
wajib dan ibadah sunnah.
Hikmah beriman kepada hari akhir :
1) Akan tercermin perilaku
kehidupan sehari – hari yang selalu berbuat baik dan senantiasa memberikan
kebaikan kepada orang lain.
2) Akan senantiasa rajin
beribadah untuk mempersiapkan bekal kehidupan di akhirat.
3) Akan senantiasa berhati
– hati dalam sikap dan tindakannya karena yakin bahwa setiap amal perbuatannya
akan mendapat balasan yang setimpal.
4) Akan selalu berusaha
menghindarkan diri dari berbagai perbuatan dosa dan kesalahan.
Qada dan qadar merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Qada dan qadar diibaratkan rencana dan perwujudan
(implementasi). Direncana tersebut qada diartikan sebagai ketetapan allah swt
atas makhluknya sejak jaman azali (sebelum penciptaan alam semesta), qadar atau
takdir dapat diartikan sebagai rencana perwujudan ketetapan allah bagi
makhluknya. Qada secara kebahasaan berarti ketentuan. Adapula qadar secara
kebahasaan adalah ketetapan. Qadar terdapat 2 bagian :
1)
Qadar Mubram
Qadar mubram ialah rencana perwujudan atas salah satu ketetapan allah swt, bagi makhluknya yang sudah tidak bisa diubah lagi, qadar mubram berkaitan dengan sunnatullah (hukum alam). Contoh : garis edar matahari, bulan serta pelanet, hujan dan kematian yang telah ditegaskan dalam firman allah swt :
Artinya : “Di mana
saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa
sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah".
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun?”
(QS. An – Nisa : 78)
2)
Qadar Mu’alaq
Qadar mu’alaq ialah rencana ketetapan allah swt, atas makhluknya yang mungkin diwujudkan atau tidak diwujudkan, berkaitan dengan ikhtiar dan doa manusia. Contoh : keberhasilan atau kesuksesan, dan kekayaan serta kemiskinan yang telah ditegaskan dalam firman allah swt :
Artinya : “Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum
kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir". (QS. Al – Baqarah : 286)
Beriman kepada qada dan qadar allah swt,
artinya kita harus percaya pada tiap – tiap yang telah, sedang, dan yang akan
terjadi yang menimpa diri kita, semata – mata merupakan ketentuan allah yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Bukti/ dalil kebenaran adanya qada dan
qadar
1)
Bukti kebenaran adanya qada dan qadar
Bukti adanya qada dan qadar dapat diperhatikan pada
alam ini, termasuk pada manusia, kapan dilahirkan dan dimana, manusia tidak
dapat memilihnya. Contoh lainnya adalah kematian, datangnya tidak bisa diduga
dan merupakan misteri bagi semua makhluk. Bemi bergerak dalam jangka tertentu
dan benda – benda lain masing – masing mempunyai ketentuan yang sudah
ditentukan ukurannya.
2)
Dalil kebenaran akan adanya qada dan qadar
Firman allah swt :
Artinya : “Setiap bencana yang menimpa dibumi dan
menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahjuz)
sebelum kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi allah” (QS. Al
– Hadid : 22)
Firman allah swt :
Artinya : “Dan dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran – ukurannya dengan tepat” (QS. Al – Furqan : 2)
Firman allah swt :
Artinya : “Kebijakan apapun yang kamu peroleh adalah
dari sisi allah dan keburukan apa pun yang menimpamu itu dari (kesalahan)
dirimu sendiri” (QS. An – Nisa : 79)
Ayat – ayat diatas menjelaskan bahwa apapun yang
terjadi di muka bumi dan yang menimpa diri seseorang telah ditentukan oleh
allah sebelumnya. Adapun kesalahan dalam memahami iman kepada qaqa dan qadar
allah swt yang dapat menjadikan seseorang bersikap pesimis, pemalas dan lekas
putus asa. Karena dalam pandangannya segala sesuatu yang telah ditentukan oleh
allah, sehingga seseorang hanya tinggal menunggu nasib saja. Allah swt tidak
akan menganiaya hamba – hambanya dan berbuat dzalim kepada hamba – hambanya, sebagaimana ditegaskan dalam firman allah swt :
akan menganiaya hamba – hambanya dan berbuat dzalim kepada hamba – hambanya, sebagaimana ditegaskan dalam firman allah swt :
Artinya : “Sesengguhnya allah tidak mendzalimi manusia
sedikitpun, tetapi manusia itulah yang mendzalimi dirinya sendiri” (QS. Yunus :
44)
Tanda adanya qada dan qadar
1)
Qada dan qadar allah tidak diketahui oleh
siapapun kecuali allah sendiri.
2)
Qada dan qadar allah kadang berjalan
seiring harapan manusia dan juga kadang bertentangan
3)
Qada dan qadar allah mempunyai garis dan
arahnya sendiri tidak mengikuti garis keinginan manusia
4)
Qada dan qadar allah mampu memaksa dan
mematahkan keinginan dan harapan manusia
5)
Qada dan qadar allah merupakan hak paten
dan hak yang prerogratif allah, tak seorangpun mampu melakukan intervensi atau
turut campur atas ketentuannya.
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qada dan qadar :
1)
Ikhtiar (memilih), berusaha semaksimal
mungkin dalam mencapai tujuan dan hasil disertai bergantung sepenuhnya kepada
kehendak allah.
2)
Tawakal, berserah diri kepada qada dan
qadar allah swt, setelah berusaha semaksimal mungkin.
Hikmah beriman kepada qada dan qadar :
1)
Meningkankan keimanan dan ketakwaan kepada
allah swt.
2)
Melatih dan mendidik diri untuk senantiasa
bersyukur, bersabar dan bertawakal.
3)
Menjauhkan diri dari sifat sombong, putus
asa serta memberikan ketenangan batin.
4)
Meumbuhkan sikap optimis dan kerja keras.
5)
Memotivasi manusia untuk semakin kreatif
dalam rangka mengungkap hukum – hukum alam (sunnatullah)
Imam
Ghazali membagi iman manusia kepada tiga bagian:
1)
Iman Taqlidi
Yaitu imannya kebanyakan orang yang tidak berilmu. Mereka beriman
karena taklid semata. Sebagai perumpamaan iman tingkat pertama ini, kalau kamu
diberi tahu oleh orang yang sudah kamu uji kebenarannya dan kamu mengenal dia
belum pernah berdusta serta kamu tidak merasa ragu atas ucapannya, maka hatimu
akan puas dan tenang dengan berita orang tadi dengan semata-mata hanya
mendengar saja.
Ini adalah perumpamaan imannya orang-orang awam yang taklid.
Mereka beriman setelah mendengar dari ibu bapak dan guru-guru mereka tentang
adanya Allah dan Rasul-Nya dan kebenaran para Rasul itu beserta apa-apa yang
dibawanya. Dan seperti apa yang mereka dengar itu, mereka menerimanya serta
tidak terlintas di hati mereka adanya kesalahan-kesalahan dari apa yang
dikatakan oleh orang tua dan guru-guru mereka, mereka merasa tenang dengannya,
karena mereka berbaik sangka kepada bapak, ibu dan guru-guru mereka, sebab orang
tua tidak mungkin mengajarkan yang salah kepada anak-anaknya, guru juga tidak
mungkin mengajarkan yang salah kepada murid-muridnya. Karena kita percaya
kepada orang tua dan kepada guru, maka kita pun beragama Islam.
2)
Iman Istidlali
Yaitu dimana mereka beriman cukup berdasarkan dalil aqli dan
naqli, dan mereka merasa puas dengan itu. Iman tingkat kedua ini tidak jauh
berbeda derajatnya dengan iman tingkat pertama. Sebagai contoh, apabila ada
orang yang mengatakan kepadamu bahwa Zaid itu di rumah, kemudian kamu mendengar
suaranya, maka bertambahlah keyakinanmu, karena suara itu menunjukkan adanya
Zaid di rumah tersebut. Lalu hatinya menetapkan bahwa suara orang tersebut
adalah suara si Zaid.
Iman pada tingkat ini adalah iman yang bercampur baur dengan dalil
dan kesalahan pun juga mungkin terjadi karena mungkin saja ada yang berusaha
menirukan suara tadi, tetapi yang mendengarkan tadi merasa yakin dengan apa
yang telah di dengarnya, karena ia tidak berprasangka buruk sama sekali dan ia
tidak menduga ada maksud penipuan dan peniruan. Jadi imannya orang-orang ahli
ilmu kalam masih terdapat kesalahan dan kekeliruan padanya.
3)
Iman Tahqiqi
Yaitu imannya para ahli makrifat dan Hakikat. Mereka beriman
kepada Allah dengan pembuktian melalui penyaksian kepada Allah. Sebagai
perumpamaan: Apabila kamu masuk ke dalam rumah, maka kamu akan melihat dan
menyaksikan Zaid itu dengan pandangan mata kamu. Inilah makrifat yang
sebenarnya dan inilah yang dikatakan iman yang sebenarnya. Karena mereka
beriman dengan pembuktian melalui penyaksian mata hatinya, maka mustahil mereka
terperosok ke jurang kesalahan.
Dari ketiga tingkatan iman ini dapatlah kita ketahui bahwa hanya
orang-orang ahli makrifatlah atau orang-orang ahli hakekatlah yang dikatakan
benar-benar telah beriman kepada Allah. Adapun imannya orang-orang awam dan
imannya orang-orang ahli ilmu kalam adalah beriman secara syari’at, namun
secara hakikat mereka belum beriman kepada Allah, disebabkan karena ketiadaan
ilmu dan dan ketidak tahuan mereka
Tingkatan Iman menurut Imam Al-Ghozali adalah :
1)
Imanul abidin
Imannya ahli ibadah, orang yang beribadah kepada Allah karena
mengharap surga dan takut neraka. Ibarat seorang pekerja yang mau bekerja
karena menginginkan upahnya dan tidak mau tahu tentang keadaan majikan, ia
cinta kepada majikan atau tidak cinta terhadap majikan yang penting upah. Atau
seperti seseorang yang mencintai kekasih karena kekayaannya, ia tidak cinta
kepada kekasihnya, yang ia cintai hanyalah kekayaanya. Tingkatan iman seperti
ini adalah tingkat iman yang masih rendah.
2)
Imanul muhibbin
Imannya seorang yang beribadah karena rasa cinta kepada Allah. Ia
rela melakukan apapun demi sang kekasihnya. Ibaratnya seorang Pemuda rela
melakukan apa saja demi sang kekasihnya, tapi jika cintanya di tolak/mendapat
cobaan maka sudah tidak cinta lagi.
3)
Imanul Mukhlisin
Imannya seorang yang ikhlas, tapi keiklasanya masih di aku, aku
sudah beramal sekian banyak, sudah shodaqoh sekian banyak, dzikir sekian
banyak, aku bisa sholat rajin. Aku-aku inilah yang menyebabkan sumber kesombongan.
4)
Imanul Arifin
Imannya seorang yang ikhlas/seorang yang arif dan bijaksana, dalam
beribadah tidak mengharapkan apa-apa, hanya mengharapkan Ridho dari Allah dan
di dalam ikhlas itu tidak merasa ikhlas, karena ikhlasnya billah (yang
menggerakkan Allah) “wamaa romaita idz romaita wa lakinnaallaha roma” dan “laa
haula wala kuata ila billah”. Ini adalah tingkatan Iman yang sempurna
istilahnya imanun Ma’rifat.
Hakikat Iman
Hakikat Iman
Para
Ulama membagi hakikat iman dalam 5 tingkatan, yaitu :
1)
Iman Al Wasithu ,Yaitu
iman yang dimiliki oleh para malaikat, dimana tingkatan iman ini tidak pernah
berkurang dan tidak pula bertambah.
2)
Iman Al Ma’sum, Yaitu
iman yang dimiliki oleh para Nabi dan Rosul Allah SWT. Dimana tingkatan iman
ini tidak pernah berkurang dan akan selalu bertambah ketika wahyu datang
kepadanya
3)
Iman Al Makbul, Yaitu
iman yang dimiliki oleh muslim dimana iman tingkatan ini selalu bertambah jika
mengerjakan amal kebaikan dan akan berkurang jika melakukan maksiat
4)
Iman Al Maukuf , Yaitu
iman yang dimiliki oleh ahli bid’ah, yaitu iman yang ditangguhkan dimana jika
berhenti melakukan bid’ah maka iman akan diterima, diantaranya kaum rafidhoh,
atau dukun, sihir, dan yang sejenisnya
5)
Iman Al Mardud, Yaitu
iman yang ditolak, dimana iman ini yang dimiliki oleh orang-orang musrik,
murtad , munafik dan kafir dan sejenisnya.
Dari pemaparan materi dalam bab pembahasan
dapat disimpulkan, bahwa :
Rukun artinya dasar atau pokok yang harus
dikerjakan. Iman secara bahasa artinya membenarkan atau percaya. Jadi rukun
iman adalah dasar kepercayaan yang harus dikerjakan atau dipenuhi.
Rukun iman ada enam yakni :
1.
Iman kepada allah, artinya
percaya dengan yakin dalam hati adanya Allah swt ditunjukkan dengan ucapan, dan dilaksanakan dengan
amal perbuatan.
2.
Iman kepada malaikat,
3.
Iman kepada kitab – kitab allah swt, artinya
mempercayai atau meyakini dengan sepenuh hati bahwa allah menurunkan wahyunya
kepada para rosul berupa kitab – kitab sebagai pedoman hidup dirinya dan
umatnya.
4.
Iman kepada rosul allah swt,, artinya meyakini bahwa rasul itu adalah benar-benar utusan Allah Swt. yang diberi
tugas untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga selamat di dunia
dan akhirat.
4.
Iman kepada hari akhir, artinya kita harus percaya akan datangnya hari akhir dan kepada
berita-berita yang shahih tentang hari akhir, serta beriman kepada
tanda-tandanya yang mengawalinya.
5.
Iman kepada qada dan qadar allah swt, artinya kita
harus percaya pada tiap – tiap yang telah, sedang, dan yang akan terjadi yang
menimpa diri kita, semata – mata merupakan ketentuan allah yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Tingkatan Iman menurut Imam
Al-Ghozali adalah :
1.
Imanul abidin, Imannya
ahli ibadah
2.
Imanul muhibbin,
Imannya seorang yang beribadah karena rasa cinta kepada Allah.
3.
Imanul Mukhlisin,
Imannya seorang yang ikhlas.
4.
Imanul Arifin,
Imannya seorang yang ikhlas/seorang yang arif dan bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar